Social Icons

Senin, 17 Juni 2013

KURIKULUM 2013 SD

Struktur Kurikulum SD

Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama
satu semester. Beban belajar di SD Tahun I,  II, dan III masing-masing 30, 32, 34
sedangkan untuk Tahun IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu. Jam
belajar SD adalah 40 menit.
Struktur Kurikulum SD adalah sebagai berikut:


MATA PELAJARAN
ALOKASI WAKTU BELAJAR PER MINGGU
I
II
III
IV
V
VI
KELOMPOK  A


1
Pendidikan Agama 

4
4
4
4
4
4
2
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 

5
6
6
6
6
6
3
Bahasa Indonesia 

8
8
10
10
10
0
4
Matematika

5
6
6
6
6
6
KELOMPOK  B







1
Seni Budaya dan Keterampilan
(termasuk muatan lokal)
4
4
4
6
6
6
2
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan
Kesehatan
(termasuk muatan lokal)
4
4
4
4
4
4
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu  
30
32
34
36
36
36

Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih
kepada aspek intelektual dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang
lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor.
Integrasi konten IPA dan IPS adalah berdasarkan makna mata pelajaran sebagai
organisasi konten dan bukan sebagai sumber dari konten. Konten IPA dan IPS
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia dan Matematika yang
harus ada berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan
berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran. Pengintegrasian tersebut dilakukan
dalam 2 (dua) hal, yaitu integrasi sikap, kemampuan/keterampilan  dan pengetahuan
dalam proses pembelajaran serta pengintegrasian berbagai konsep dasar yang berkaitan.
Tema  memberikan makna kepada konsep dasar tersebut sehingga peserta didik tidak
mempelajari konsep dasar tanpa terkait dengan kehidupan nyata. Dengan demikian,
pembelajaran memberikan makna nyata kepada peserta didik.

Tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan  kehidupan manusia. Keduanya adalah
pemberi makna yang substansial terhadap bahasa, PPKn, matematika dan seni budaya
karena keduanya adalah lingkungan nyata dimana peserta didik dan masyarakat hidup.
Disinilah kemampuan dasar/KD  dari  IPA dan IPS yang diorganisasikan ke mata
pelajaran lain  yang memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang KD mata
pelajaran lainnya.

Berdasarkan sudut pandang psikologis, tingkat perkembangan peserta didik tidak cukup
abstrak untuk memahami konten mata pelajaran secara terpisah-pisah. Pandangan
psikologi perkembangan dan Gestalt memberi  dasar yang kuat untuk integrasi KD yang
diorganisasikan dalam pembelajaran tematik. Dari sudut pandang  transdisciplinarity
maka pengotakan konten kurikulum secara terpisah ketat tidak memberikan keuntungan
bagi kemampuan berpikir selanjutnya.

Tidak ada komentar: